Senin, 24 Januari 2011

Laporan Observasi Jamur Tiram

DD. MUSHROOM
Produsen :
1. Jamur Tiram
2. Jamur Kuping
3. Media dan Bibit
4. Pupuk Organik

Kp. Gadog Desa Pandansari Rt 04/03
Kec. Ciawi Kab. Bogor – 16720
Telp : 0251 – 8139119 HP : 0811116990
Email : ddmushroom@yahoo.com
Berdiri pada tahun : Februari 2004
Jumlah karyawan : Mingguan – 55 Orang
Bulanan – 14 Orang



BIODATA PEMILIK USAHA JAMUR TIRAM

1. Nama Lengkap : Dida Mansyur
2. Tempat Lahir : Bandung
3. Alamat : Komplek Taman Sari Persada Blok F4 12B
4. Agama : Islam
5. Jumlah Anggota Keluarga : 2 Anak, 1 Cucu, 1 Suami



BIODATA PEKERJA

1. Nama : Ubah
2. Tempat Lahir : Sukabumi
3. Agama : Islam
4. Alamat : Tempat tinggal di Pabrik jamur sendiri
5. Awal Bekerja : 5 Mei 2008
6. Posisi : Merangkap apa saja
7. Tugas-Tugas yang diemban : Panen, memberi arahan, mengawasi jalannya produksi
8. Suka Duka dalam Bekerja : Pada saat awal bekerja, tidak tahu sama sekali proses-proses dalam produksi Jamur Tiram. Seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan semakin mahir.
9. Status : SINGLE





A. PERAWATAN JAMUR TIRAM

• Setelah log kosong, masuk ke kumbung
• Kalau badlok sudah putih semua, kerat ujungnya (potong)
• Tunggu sampai keluarnya jamur
• Lihat jamur mana yang perlu disiram

B. LATAR BELAKANG USAHA PETANI

Dahulu pemilik usaha jamur tiram ini adalah seorang PNS, setelah pension ia memilih untuk berwirausaha daripada harus menganggur. Sebelum terjun dalam usaha jamur tiram, ia terlebih dahulu bergelut di bidang perikanan, namun usaha perikanan tersebut mengalami kerugian besar dan bangkrut. Kemudian ia berlanjut ke usaha jamur tiram.

C. PERMASALAHAN

• Internal : Dalam pembuatan log, pernah suatu ketika berpuluh-puluh ribu log
Terbuang.

• Eksternal : Banyak saingan. Dahulu usaha jamur tiram Pak Dida bergantung
pada usaha jamur lain, tetapi sekarang lebih mandiri. Jadi, semua kegiatan produksi diusahakan sendiri.

D. HASIL PEMASARAN PRODUK / PETERNAKAN

• Pembeli yang datang langsung ke kumbung jamur
• Pasar
• Tetangga Sekitar

E. AWAL MULA USAHA

• Awalnya produksi jamur tiram ini hanya berupa satu kumbung
• Pembibitan dilakukan dari dasar sekali (F1)
• Seiring berjalannya waktu, kumbung ditambah
• Kemudian selain menghasilkan jamur, juga menjual F1 dan Badlok

F. BAGIAN-BAGIAN DALAM PROSES PRODUKSI

• Bagian Produksi
• Bagian Packing
• Bagian Pembibitan (inakulasi)
• Bagian Panen (maintenance)


G. BAHAN-BAHAN

• Komposisi : Serbuk kayu, kapur, dedak, TSP, tepung jagung
• Dalam sehari serbuk kayu yang dipakai mencapai 300 karung

H. HAMA

Hama tergantung dari perawatan kumbung. Jika musim hujan, jamur jangan sering disiram, karena dapat menyebabkan timbulnya ulat. Kualitas jamur yang dihasilkan bergantung pada cuaca, hari, musim, angin, dan daerah.

I. KERUGIAN YANG PERNAH DIALAMI

Yang seharusnya produk menghasilkan 2 ton. Ternyata hanya 1 ton.

J. HARGA JAMUR TIRAM

Berkisar antara Rp4.000 / kg s.d Rp6.000 / kg
Pada saat menjelang lebaran harga bias mencapai Rp8.500 / kg

K. MODAL

Modal yang paling besar dalam produksi jamur tiram ini adalah pembuatan kumbung. Satu kumbung menelan biaya sebesar 50 juta, yang dapat menampung 40.000 log. Balik modal tidak cukup 3 atau 4 bulan saja.


L. TAHAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM


Tahapan budidaya jamur tiram berupa persiapan media (substrat), pencampuran media, pengantongan (logging), sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan tubuh buah, dan panen. Bagi pemula atau pengusaha skala kecil ada baiknya untuk sementara waktu bibit ataupun media tanam dapat membeli dari pembibit ataupun dari perusahaan yang telah memiliki skala usaha yang besar.
Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :

1. Persiapan Media (Substrat)
Bahan-bahan yang disiapkan untuk pembuatan media tanam jamur meliputi serbuk gergaji, dolomit ,bekatul, tepung jagung. Konposisi tiap bahan adalah setiap 1/100 kg serbuk gergaji diberi 25 % bekatul, dan% tepung jagung 6%. Serbuk gergaji yang digunakan yaitu serbuk gergaji yang sudah lama, yang sudah berkisar satu bulan dari hasil gergaji kayu. Biasanya serbuk gergaji di dapatkan dari pangklong kayu yang ada di daerah batanghari, terdapat dua pangklong kayu yang di jadikan tempat pengambilan serbuk gergaji. Serbuk gergaji ini di dapatkan secara gratis dari pangklong kayu, karena disana serbuk gergaji tidak digunakan. Sedangkan untuk bahan –bahan lain seperti dolomi, bekatul, sebuk atau tepung jagung tidak secara gratis, melainkan harus membeli. Sedangkan bibit jamur dibeli di daerah bogor, namun untuk sekarang ini di daerah lampung telah ada penjualan bibit jamur.


2. Pencampuran Media
Serbuk gergaji yang telah didiamkan selama satu bulan dicampur dengan kapur dolomit sebanyak 3 %, kemudian di aduk-aduk hingga homogen. Di diamkan selama 2-4 hari, campuran antara serbuk gergaji dengan dolomit tersebut di tempatkan di tempat terbuka yang teduh, sehingga campuran terjaga kelembapannya dan tidak menjadi kering. Setelah itu, tambahkan bekatul dan tepung jagung. Campuran di enapkan (didiamkan) selama satu hari satu malam. Proses pembentukan media ini dinamakan proses pengomposan, dimana pengomposan dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram.

3. Pengantongan (logging)
Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media yang telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene) dengan ukuran 20 x 30 mm, atau ukuran plastik 2 kg. Upayakan pengisian tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Diperkirakan media yang dimasukkan sekitar satu kilogram. Untuk memadatkan media dapat dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media pada bagian atas di tutup atau di ikat plastikya. Dimana nanti berfungsi sebagai tempat tumbuhnya jamur.


4. Sterilisasi
Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan cara dikukus. Pada Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu 1210C dengan waktu kurang lebih 10 jam, dimana 4 jam digunakan menaikan suhu hingga 1210C . Pemanasan ini tergantung pada bahan dasar yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah selesai baglog didinginkan selama setengah sampai satu hari. Sterilisasi setiap hari menghasilkan 400 kantong plastik, sedangkan media yang dihasilkan kurang lebih 10.000 kantong plastik, sehingga untuk proses sterilisasi ini sendiri membutuhkan waktu kurang leih satu bulan setengah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi pekerja, jika pekerja banyak yang datang atau tidak berhalangan maka hanya membutuhkan waktu satu bulan saja. Setelah proses sterilisasi selesai, maka media di diamkan terlebih dahulu selam satu hari satu malam atau sampai dua hari, bertujuan agar media menjadi dingin. Jika media masih dalam keadaan panas tentu saja akan mempengaruhi proses pertumbuhan jamur.


5. Inokulasi bibit
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit ke dalam media tanam. Proses inokulasi dilakukan secara aseptis /steril. Bila memungkinkan peralatan maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama proses ini usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut. Inokulasi dilakukan dengan memasukkan bibit (F2) sebanyak 5 gram ke dalam lubang yaitu pada bagaian atas plastik yang telah diikat, dengan membuka ikatan pada plastil, setelah proses selesai maka ditali kembali dan siap untuk diletakkan pada inkubasi yaitu temapat pengembang biakan jamur. Jamur yang digunakan dalam budidaya ini adalah jamur tiram putih jenis flourida, karena jamur inilah yang paling banyak dibudidaya.




6. Inkubasi
Inkubasi merupakan proses perkembang biakan bibit jamur, dimana dengan di inkubasi akan mempercepat pertumbuhan jamur karena kondisi penanaman baik tempat dan suhu telah diatur sedemikian rupa. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini yaitu antara 320C upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Sedangkan tempat inkubasi harus terhindar dari sinar matahari atau gelap. Masa inkubasi berlangsung kurang lebih selama dua minggu. Setelah masa inkubasi maka dilakukan pembudidayaan jamur, dimana jamur diletakkan di tempat pembudidayaan atau kumbung. Ditunggu hingga tumbuhnya miselium (benang-benang halus berwarna putih) hingga memenuhi media secara merata.dalam kantong plasik. Setelah tumbuh merata, maka plastik bagian atas yang di ikat dipotong sebagian yang nantinya akan menjadi tempat tumbuh jamur yang telah dewasa.

7. Pemeliharaan tubuh buah
Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa pemeliharaan penutup baglog dibuka hingga seperempat bagian log. Banyakya log yang digunakan sebanyak sepuluh log. Tahapan ini memerlukan suhu yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi) dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 260C dengan kelembapan yang telah di atur. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan dengan penyiraman sebanyak 3 kali setiap hari apabila apabila pada musim penghujan, sedangkan 8 x per hari apabila musim kemarau. Selain kelembapan, kadar oksigen juga perlu diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan di luar tinggi. Kelembapan perlu dikurangi hingga 70% - 80% apabila tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa. Hal ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak tahan lama /cepat busuk.




8.Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan setelah satu bulan tumbuh miselium, maka dapat dilakukan pemanenan tahap pertama. Pemanenan kedua dilkukan satu bulan setelah pemanenan pertama, dimana pemanen kedua ini merupakan masa yang paling baik karena jamur yang dihasilkan cukup banyak dibandingkan panen pertama. Sedangkan untuk panen ketiga dilakuakn satu bulan setelah panen kedua, hasil jamur yang dihasilkan menurun. Hasil panen juga dipengaruhi oleh suhu tempat budidaya, semakin bagus suhunya maka semakin terjaga pertumbuhan jamur.

0 komentar:

Posting Komentar